Sunday, October 16, 2011

Rumah Asa : Di sini Rumah Kita Sendiri...


Di sini Rumah Kita Sendiri...
~Tri Lego Indah F N~

Aku merindukan sebuah keluarga yang peka dengan inginku. Aku ingin memiliki mamak, abang dan adik yang bisa memahami segala kreativitasku. Dan kini, aku telah menemukan mereka. Dalam bilik maya bernama rumah asa.

Rumah Asa. Sebuah rumah tanpa design fisik yang ku buat April  2011. Rumah harapan seluruh penghuninya. Berasal dari latar belakang yang sama : mencintai dunia literasi. Ya, di sana, aku mengadopsi 17 adik, satu abang dan satu mamak. 

Aku tak pernah menduga, bisa sedemikian akrab dengan mereka. Bahkan sekalipun aku belum pernah bertatap muka dengan mereka. Hingga salah satu sahabatku di dunia nyatapun keheranan dengan keakraban yang terjalin antara aku dengan mereka. Sungguh, seperti sebuah keluarga yang sangat erat hubungan persaudaraannya. Sampai, banyak yang merasa iri dengan rekatnya persaudaraan kami.

Tak sekedar maya. Kami juga menjalin cerita lewat sambungan telepon. Khas sekali suara adik-adik di seberang sana. El Eyra yang ceria, Unyund yang begitu manja, Mutaminah yang dewasa, Vindy yang begitu medok khas gadis jawa, Aini yang begitu cerewet, dan Sofa yang kental dengan suara bataknya, Fasya dengan optimistisnya, begitu pula dengan sepuluh adik yang lainnya. Semua memiliki karakter yang khas setiap aku bersama via sambungan telepon dengan mereka.

Aku yang dahulu kehilangan daya akibat tidak ada restu dari orang tua, untuk aku menjejak karya di dunia penulisan. Meski tertatih, aku mencoba untuk melukis aksara, menguntai kata menjadi rangkaian kalimat yang ku susun menjadi sebuah cerita. Kini, bersama mereka aku kembali bersemangat. Aku kembali bergairah untuk berkarya, menajamkan pena. Tujuh belas adik di rumah asa, adalah gairahku untuk kembali menggores pena.

Meskipun awalnya, aku menjadi kakak tertua diantara ke 17 adik mayaku di rumah asa, toh nyatanya, aku tetap ingin bermanja. Maka, akupun berinisiatif mengajak mamak mayaku untuk bergabung di rumah asa. Mamaklah yang menjadi tempatku untuk mencurahkan segala rasaku. Mamak Yully, menjadi Ibu bagi kami, penghuni rumah asa. 

Di rumah asa, belum lama ini, aku juga mengajak bergabung abang mayaku. Abang yang sudah cukup lama aku kenal di dunia literasi. Nama akun fbnya yang nyeleneh, membuat aku selalu mengingatnya. Cem Acem, dialah abang yang sangat menyenangkan diajak curhat. Latar belakang penulis novel komedi, membuat dirinya sangat pandai menghibur kami. Duka dan kesedihan kami akan segera sirna, ketika dirinya datang. Hiburannya begitu segar dan fresh. Benar-benar menghibur hati yang sedang galau dan ditempa kesedihan.

**

Hadirnya mereka di rumah asa, mewarnai hidupku. Selalu ada warna yang mereka hadirkan di rumah asa. Rumah yang kini mereka rasa wajib untuk mereka singgahi setiap harinya. Entah hanya untuk bertegur sapa, melepas penat, menaruh thropy hasil lomba maupun tempat curhat. Celoteh mereka yang khas membuatku tersenyum memandang layar facebook. Ya, meskipun aku hanya membaca rasa yang mereka tulis melalui postingan di rumah asa,  namun hati ikut merasakan apa yang mereka rasakan ketika aku membaca curhat mereka. Aku benar-benar merasakan memiliki sebuah keluarga yang saling care, satu dengan lainnya. Mungkin ini yang dikatakan, rasa saling memiliki, mengerti, dan saling memahami telah tercipta, maka hati ikut merasakannya.

              Aku begitu tergugu, ketika ku baca dua coretan adik mayaku dalam catatan yang mereka posting di rumah asa. Catatan El Eyra dan juga Vindy Putri.

Aku benar-benar ingin berterima kasih kepada Mbak Tri yang bersedia mengangkatku menjadi adik. Sebuah pertemuan di dinding facebook yang mengantarkan aku dan kembaranku (El Fasya) mengenal sosok sepertinya yang selalu memberiku dukungan moriil untuk terus menitah pena. Sehingga aku berada di tengah-tengah kalian, kakak dan adikku sebagai salah satu pejuang pena yang sedang berburu asa. Aku jadi mengenal orang-orang hebat yang memenuhi bilik rumah seperti Mbak Tri, Bang Syaque, Kak Khanif, Mbak Vindy, Si Blue dan yang lain tentunya.
Aku dulu hanya peri kecil yang belum bisa terbang, tertatih dan berkali-kali jatuh terjerembab. Bahkan hampir saja sayapku benar-benar patah saat aku mengatakan aku menyerah. Kupikir aku tidak akan bisa menjadi seperti peri yang berada dalam dongeng-dongeng yang berhasil mengabulkan segala impian. Kupikir aku sudah kehilangan kandil dalam gelapku. Dan kupikir semuanya hanya sia-sia, usahaku dan kerja kerasku tak berguna. Tapi segala pemikiranku hanya membawaku pada fase keputusasaan yang mendera. Menjurus pada kekalahan mutlak yang terus-menerus menghantui. Sampai akhirnya dia –Mbak Tri– memberi suntikan semangatnya untukku.
(El Eyra_Curhat El Eyra_ May 29 at 6:19pm)

Aku punya keluarga maya sebelumnya. Sudah sering kopi darat dengan mereka. Tapi ini beda. Ini adalah keluarga yang benar-benar mengandung secuil dalam kehidupanku. Kalian menyukai menulis, aku pun sangat suka sekali menulis! Inilah keluarga kita. Berkarakter dan penuh warna. Punya khas yang semua memiliki khas itu! Kata-kata yang kalian torehkan dalam keluarga ini, sangat mengisi dan menghibur siapapun yang membaca.

        Kreatif! Itu kata-kata yang terkadang terucap spontan tatkala aku membaca komentar kalian. Tak sedikit tata kalimat dan penulisan kalian yang mampu melayang bebas secara abstrak mengisi rumah ini.

Aku bukan orang yang pandai ber-ba-bi-bu. Mengangkat topik keren yang menyenangkan untuk bercanda. Aku dalam membawa diri awalnya kaku dan sangat tidak membaur. Tapi, kalian hebat! Mampu mencairkan suasana!

Aku sayang keluarga ini. Aku sayang kakakku, Mbak Tri Lego Indah, dan adik-adikku yang jika kusebutkan harus benar-benar memutar otak atau membuka Facebook dulu dan melihat daftar nama.
        Aku juga sayang pada kakak laki-laki dan adik laki-laki lainnya. Meski aku jarang bergurau dengan mereka, tapi mereka masih menganggapku ada.

        Terima kasih Rumah Asa Keluarga Maya. 

        Kalian memang keluarga maya, tapi wujud kasih sayang kalian adalah nyata bagiku. Tetaplah rumah ini menjadi singgahan terakhir jika memang ini yang terakhir untuk berbagi rasa.

(Vindy Putri_ Curahan Hatiku untuk Rumah Asa Keluarga Maya_ May 29 at 6:24pm)


Cukuplah dua rasa adikku ini, juga mewakili rasa yang ada dalam diriku. Aku yang terlahir di dunia nyata sebagai anak bungsu, kini merasakan peranku sebagai seorang kakak.  Aku tak peduli jika nyatanya aku memiliki mereka sebatas adik maya. Tapi rasaku tetap sama, aku mencintai dan menyayangi mereka layaknya adik di dunia nyata. Begitupula dengan mamak dan abang mayaku. Aku sangat mencintai seluruh keluargaku yang tinggal bersama di rumah asa. Dan sampai kapanpun, aku ingin, mereka akan tetap menganggap rumah asa seperti rumah mereka sendiri. Karena di sini, rumah kita sendiri.

Lebih baik di sini…
Rumah kita sendiri…
S’gala kasih dan segala yang kita beri…
Semuanya ada di sini…
Rumah Kita….
Ada di sini…


This short story is my based true story of Rumah Asa Keluarga Maya
{Inspired by Rumah Kita}
Bandar Lampung, 16 Oktober 2011
At 3pm

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...